Mengenal Lebih Dekat dengan Pemilik si Mantep dari Demak
Bernama asli Musthofa (56) atau sekarang lebih dikenal dengan sebutan H.Musthofa “Pengrajin Rebana dan Bedug” merupakan salah satu tokoh pengrajin rebana dan bedug dari Demak yang cukup terkenal di dalam dan luar negeri. Tokonya yang terletak di Jalan Raden Sahid Kadilangu Demak Jateng, beliau beri nama “Toko Mantep”, seperti jalanya usaha yang beliau rintis terus mantap melestarikan kesenian daerah Jawa Tengah. H. Musthofa merupakan genersi ketiga dari usaha turun temurun keluarga yang dimulai dari kakek buyutnya, Bapak Salwadi. Meskipun dahulu sempat menjadi seorang kontraktor, yang bekerja dari satu daerah kedaerah lain, namun tekadnya ia bulatkan untuk meneruskan bisnis keluarganya yang telah membesarkan namanya ini. Dari bisnis rebana dan bedug ini beliau telah berhasil menyekolahkan kelima anaknya, tiga anaknya yang sudah menikah beliau beri modal usaha, mobil, dan rumah. Sekarang anak bungsunya akan menjadi penerus bisnis rebana dan bedug dengan menjadi generasi keempat. Sejak dini beliau menanamkan pada diri kelima anaknya untuk bergelut di dunia usaha dan beliau melarang anak-anaknya untuk menjadi pegawai.
Meskipun beliau hanya lulusan STM Sunan Kalijaga atau sekarang berganti nama menjadi SMA Sunan Kalijaga, namun karena niat untuk meneruskkan bisnis keluarga dan melestarikan kesenian daerah, usahanya telah berbuah manis. Kesuksesan bapak Mustofa tidak perlu diperhitungkan lagi, sekarang beliau sudah bisa membuka sebuah bisnis penginapan di daerah Kadilangu bahkan bisnis rebana dan bedugnya sudah pernah diekspor ke luar negeri. Konsistensi dalam mempertahankan kualitas dan kejujuran menjadi kunci keberhasilan dari bisnis bedug dan rebana ini, tutur beliau. Meskipun telah sukses dengan pendapatan 50-100 juta perbulan dari bisnis bedug dan rebana ini, beliau tetap konsisten dalam mempertahankan kualitas dan turun tangan sendiri dalam membuat rebana dan bedug.
Kisah Perjalanan Usaha si Mantep Kulit yang Merdu
Rebana dan bedug merupakan salah satu alat music yang khas dan beraroma agamis. Yaa, itulah salah satu alat musik khas Kabupaten Demak. Seperti yang kita ketahui Demak terkenal dengan sebutan Kota Wali jadi tidak heran jika alat musiknya sangat kental dengan aroma agamis.
Salah satu toko rebana dan bedug yang terkenal di Kabupaten Demak yaitu H. Musthofa MS Tukang terbang atau Toko Mantep. Pemilik Toko Mantep ini bernama H. Musthofa. Beliau mulai berkiprah pertama kali didunia usaha dengan menjadi seorang pemborong proyek. Kiprah beliau dalam dunia proyek “pemborong” bisa dikatakan cukup lama. Namun setelah itu beliau beralih profesi menjadi seorang pengusaha rebana dan terbang yang terkenal dengan nama Toko Mantep. Usaha ini merupakan usaha turun temurun dan beliau merupakan generasi ke 3. Usaha rebana dan bedug ini sudah ada sejak tahun 1969, usaha ini pertama kali dirintis oleh H. Salwadi (simbah dari H Musthofa), kemudian dilanjutkan oleh H. Saidun ( ayah dari H. Musthofa), dan yang saat ini generasi ke 3 yaitu H. Musthofa.
Dalam usaha pembuatan rebana dan bedug ini H. Musthofa banyak belajar dari simbah dan ayahnya. Usaha turun temurun ini mengajarkan beliau untuk melestarikan kesenian daerah, khusunya di Kabupaten Demak. Dalam menjalani usahanya beliau sering mengalami kendala pada awal memulai usaha yang telah dirintis secara turun temurun ini. Kendala tersebut diantaranya: kesulitan dalam hal modal sehingga mendorong beliau untuk mengambil pinjaman dari renternir. Selain itu, beliau juga pernah mendapat komplain dari pelanggan karena keterlambatan pengiriman pesanan rebana dan bedug. Faktor cuaca juga menjadi salah satu kendala dalam pengiriman pesanan, karena Bapak H. Musthofa menggunakan cara alami dalam proses pengeringan (sangat bergantung pada alam).
Dulu saat awal-awal memulai usaha beliau memiliki 15 pegawai, namun sekarang terdapat 3 pegawai. Hal itu dikarenakan dulu dalam pembuatan rebana dan bedug masih dilakukan sendiri seperti mencari kayu dan kulit yang dilakukan secara mandiri, akan tetapi sekarang telah disediakan oleh pengepul.
Hingga tahun 2000 usaha rebana dan bedug milik H. Musthofa ini merupakan satu-satunya yang ada di daerah Kabupaten Demak, namun seiring berjalannya waktu muncul pengusaha-pengusaha rebana dan bedug diwilayah Demak. Meskipun demikian, karena Bapak Musthofa memiliki ciri khas dan corak tersendiri dalam pembuatanya, membuat rebana dan bedug Bapak Musthofa memiliki penggemar tersendiri. Dalam menjaga keorisinilan rebana dan bedug yang dibuatnya Bapak Musthofa mengirim sendiri rebana dan bedug buatanya didampingi oleh putra bungsunya.
Selama puluhan tahun berkecimpung didalam usaha rebana dan bedug menghantarkan Bapak Musthofa meraih banyak hal, Bapak Musthofa perbulan dapat menghasilkan keuntungan dari 50-100 juta dari usaha rebana dan bedug, dapat membangun penginapan sebagai usaha sampingan, dapat membangun 4 rumah, membeli mobil, mampu memberikan modal bagi anak-anaknya, bedug dan rebana buatanya dipajang diberbagai pameran di luar negeri mulai dari Cina, Malaysia, Singapore, Jepang dsb, dan rebana dan bedug buatannya sering masuk dalam berita-berita seperti di SCTV, Berita Islami Masa Kini di Trans TV serta Koran yang semakin meningkatkan popularitas rebana dan bedug H. Musthofa.
Usaha dalam Menjemput Kesuksesan Dunia Akhirat
Dibesarkan di dalam lingkungan yang agamis, menjadikan H. Musthofa menjadi pribadi yang bersahaja, sederhana, dan rendah hati. Karena sifat seperti itu plus kejujuran menghantarkan H. Musthofa menuju kesuksesan material atau dunia seperti sekarang. Dengan penghasilan ratusan juta perbulan dari usaha rebana dan bedug ditambah pemasukan dari usaha penginapan, tidak menjadikan Bapak Musthafa lupa akan Sang Maha Peguasa, Allah Azza Wajalla. Secara implisit meskipun Bapak Musthofa tidak mengatakanya secara langsung, namun keluarga dan sekarang Bapak Musthofa melestarikan usaha ini juga bisa untuk bekal kelak di kehidupan akhirat. Melalui rebana dan bedug orang-orang akan bersholawat dan memuji asma Allah, dan dibalik semua itu ada Bapak Musthofa, sang pembuat rebana dan bedug tersebut. Sehingga insyaAllah pahalanya akan terus mengalir kepada sang pembuat, InsyaAllah.
Sikap dan didikan beliau kepada anak-anaknya juga patut dijadikan contoh bagi orang tua zaman sekarang, berbeda dengan para orang tua zaman sekarang yang malah rata-rata menyekolahkan anak mereka kejurusan yang akan menghantarkan anaknya agar menjadi seorang pegawai, Bapak Musthofa justru mendorong anak-anaknya untuk menggeluti dunia usaha dengan memberikan modal usaha dan fasilitas yang memadai sehingga anak-anaknya mapan dalam merintis sebuah usaha. Sehingga beliau melarang anak-anaknya untuk menjadi pegawai, karena menjadi pegawai itu tidak leluasa karena digaji, sedangkan dengan menjadi pengusaha justru kita yang menggaji dan mebuka lapangan pekerjaan.
Proses Pembuatan si Mantep Kulit yang Merdu
Usaha rebana dan bedug yang sudah dirintis oleh bapak H. Musthofa sejak tahun 85 ini begitu popular dikalangan masyarakat Demak hingga daerah disekitarnya. Rebana sendiri merupakan salah satu alat musik khas Demak.
Adapun proses pembuatan rebana dan bedug yang begitu popular ini dimulai dengan pemilihan kayu yang akan dibuat menjadi rebana dan bedug. Bapak H. Musthofa sendiri menggunakan kayu nangka, mahoni, sawo dan mangga untuk membuat rebana. Sedangkan, kayu yang digunakan untuk pembuatan bedug sendiri yaitu kayu trembesi. Kayu-kayu tersebut didatangkan langsung dari Blora, Purwodadi, dan Ungaran oleh “bakul” kayu tersebut. Jadi, Bapak H. Musthofa tidak mencari kayu tersebut sendiri namun para distributor kayu tersebutlah yang menyetok pasokan kayu yang dibutuhkan dalam proses pembuatan rebana. Selain kayu bahan lain yang dibutuhkan yaitu kulit kambing jawa betina. Mengapa menggunakan kulit kambing jawa betina, karena kulit kambing jawa betina memiliki serat yang kuat dan berbeda dengan hewan-hewan lainnya. Kulit tersebut juga didapatkan dari pengepul, jadi sistemnya sama seperti kayu.
Setelah didapatkan bahan pembuatan rebana yang berupa kayu dan kulit tibalah saatnya proses pembuatan atau pembentukan rebana. Pembuatan tersebut dimulai dengan membentuk kayu menjadi rebana dan bedug, setelah itu kayu-kayu tersebut dikeringkan dalam kurun waktu yang cukup lama. Hal ini bertujuan agar serta kayu tidak berair sehingga kuat dan tidak mudah pecah.tahap berikutnya yang perlu dilakukan yaitu pengeringan kulit kambing jawa betina. Setelah kedua bahan tadi kering saatnya melakukan pengukuran berdasarkan dengan jenisnya. Adapun jenis rebana itu sendiri yaitu rebana modern yang terbagi atas kencer, ketipung, gendong, icik-icik, dan tamborin. Sedangkan jenis yang kedua yaitu rebana Habib Syeh yang terbagi atas kencer, bas tangan, marawis, dan balasik. Untuk bedug sendiri komponennya terdiri atas bedug, kentongan tiang, dan alat pemukul.
Setelah langkah-langkah diatas hal yang harus dilakukan selanjutnya yaitu pengecekan suara. Tahap ini merupakan tahap yang paling penting atau yang menjadi kunci utama berhasil atau tidaknya rebana tersebut dibuat dan menghasilkan suara yang sesuai dengan nada rebana. Pengcekan suara rebana dan bedug dilakukan secara langsung oleh Bapak H. Musthofa, pengecekan suara ini didasarkan pada insting. Jadi, harus benar-benar berhati-hati dan tepat dalam menentuan nada agar saat dgunakan menghasilkan suara yang indah.
Tahap akhir yang dilakukan yaitu proses finshing, proses bertujuan untuk memperindah tampilan dari rebana dan bedug itu sendiri. Selain membuat rebana dan bedug, Bapak H. Musthofa juga menerima pesanan pembuatan podium dan mimbar wali.
Pesan dari Bapak Musthafa apabila ingin memulai sebuah usaha:
- Menjaga kualitas dari barang yang diproduksi
- Masalah harga bisa disesuaikan dengan kualitas barang produksi
- Ucapan, karena menjadi pengusaha itu yang dipegang lisan
- Amanah
- Jujur terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi apabila terjadi keterlambatan pengiriman atau kerusakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar